Pemenggalan Kata: Berbagai Aturan Sesuai KBBI dan PUEBI
Pemenggalan kata adalah pembagian sebuah kata menjadi dua bagian atau lebih dalam sebuah kalimat. Pembagian kata ini biasanya dilakukan untuk menyesuaikan pembacaan kata dengan aturan baku bahasa Indonesia. Sejumlah aturan yang berbeda digunakan dalam pemenggalan kata, tergantung pada sumber acuan yang digunakan.
Aturan Pemenggalan Kata Sesuai KBBI
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan sumber acuan resmi untuk aturan pemenggalan kata dalam bahasa Indonesia. Menurut KBBI, aturan pemenggalan kata dilakukan berdasarkan aturan-aturan berikut:
1. Kata ada di dalam kamus
Jika kata sudah tercantum dalam kamus, maka pemenggalannya mengikuti aturan yang tertera di kamus tersebut. Contohnya, kata ‘puteri’ di dalam kamus, maka pemenggalannya menjadi ‘pu-te-ri’.
2. Kata tidak ada di dalam kamus
Jika kata tidak tercantum di dalam kamus, maka aturan yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Kata terdiri dari satu suku kata, maka pemenggalan dilakukan di akhir suku kata.
- Kata terdiri dari dua suku kata, maka pemenggalan dilakukan di tengah-tengah kata. Contohnya, ‘mu-ral’ dari kata muralisme.
- Kata terdiri dari tiga suku kata atau lebih, maka pemenggalan dilakukan dengan memperhatikan akar kata atau afiksanya.
Aturan Pemenggalan Kata Sesuai PUEBI
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) juga menyediakan aturan pemenggalan kata yang berbeda dengan KBBI. Aturan yang tercantum di PUEBI meliputi:
1. Kata yang tidak ditemukan di KBBI
Jika sebuah kata tidak ditemukan di KBBI, maka pemenggalan dilakukan sebagai berikut:
- Kata terdiri dari satu suku kata, maka pemenggalan dilakukan di akhir suku kata.
- Kata terdiri dari dua suku kata, sehingga pemenggalan dapat dilakukan di antara dua suku kata atau membentuk kata gabungan.
- Kata terdiri dari tiga suku kata atau lebih, maka pemenggalan dilakukan dengan mengikuti aturan KBBI atau dengan membagi-bagi kata sesuai dengan akar kata dan afiksanya.
2. Kata yang tidak lazim
Bagi kata-kata yang tidak lazim atau sulit diucapkan, PUEBI menyediakan aturan pemenggalan yang sangat terperinci dan rumit. Contohnya ‘eks-tra-po-la-si’ menjadi ‘ek-stra-po-la-si’ atau ‘ekstra-po-la-si’.
Secara umum, aturan pemenggalan kata penting untuk dipahami agar kita bisa mengeja kata dengan benar, baik dalam penulisan maupun pembacaan. Dengan mengetahui aturan-aturan tersebut, kita bisa menghindari kesalahan pengejaan dan penggunaan kata yang salah.
82 Nama Orang Laki-laki dan Perempuan dalam Tulisan Aksara Jawa
Aksara Jawa adalah salah satu aksara kuno yang masih digunakan hingga saat ini di daerah tertentu di Indonesia. Aksara ini memiliki keunikan tersendiri karena unik dan khas dalam bentuknya. Salah satu hal yang menarik dari aksara Jawa adalah kemampuan di dalam menulis nama orang dengan menggunakan aksara Jawa.
Orang Laki-laki
Berikut adalah daftar nama orang laki-laki yang ditulis menggunakan aksara Jawa:
- Agung
- Adi
- Anom
- Anwar
- Asmara
- Bambang
- Bowo
- Cahyo
- David
- Deni
- Didik
- Eko
- Farid
- Firman
- Gatot
- Hadi
- Hanif
- Haris
- Hendri
- Ibrahim
- Imron
- Indra
- Jaka
- Jaya
- Karsa
- Kusuma
- Lukman
- Maulana
- Muhammad
- Mustofa
- Nizar
- Nurfalah
- Prabu
- Prasetyo
- Prayitno
- Raden
- Rafli
- Rama
- Reno
- Riki
- Sapto
- Sarwono
- Satriyo
- Sukiyat
- Syaifullah
- Taufik
- Thohari
- Wahyu
- Widodo
- Yoga
Orang Perempuan
Berikut adalah daftar nama orang perempuan yang ditulis menggunakan aksara Jawa:
- Ana
- Anik
- Aristi
- Ayu
- Bunga
- Catur
- Chika
- Devi
- Dewi
- Endah
- Fiani
- Fita
- Hanum
- Hesti
- Hidayati
- Indah
- Janati
- Jingga
- Kusumawati
- Laras
- Leony
- Lilis
- Linda
- Maya
- Mega
- Mira
- Nayla
- Nurul
- Purnama
- Rani
- Ratih
- Renny
- Rina
- Rosalia
- Sari
- Savitri
- Siska
- Siti
- Sumarni
- Susanti
- Syarifah
- Tari
- Titin
- Wulandari
- Yuli
Mengetahui nama seseorang dalam aksara Jawa bukan hanya menarik tetapi juga menunjukkan keunikan dan kekayaan budaya kita. Beberapa daftar nama di atas dapat menjadi referensi bagi Anda yang ingin menulis namanya dalam aksara Jawa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemenggalan kata dan penulisan nama dalam aksara Jawa merupakan keterampilan yang unik dan dapat menambah wawasan budaya kita dalam berbahasa.