3 Contoh Perubahan Makna Asosiasi dalam Bahasa Indonesia

55 Dilihat

Bahasa adalah alat komunikasi yang selalu berkembang dan berubah seiring berjalannya waktu. Salah satu perubahan yang terjadi dalam bahasa adalah perubahan makna asosiasi. Perubahan makna asosiasi terjadi ketika sebuah kata yang awalnya memiliki makna tertentu, kemudian berubah menjadi makna yang berbeda berdasarkan konteks penggunaannya dalam masyarakat. Berikut ini adalah 3 Contoh Perubahan Makna Asosiasi dalam Bahasa Indonesia.

Perubahan Makna Asosiasi: “Netizen”

Kata “netizen” berasal dari gabungan kata “internet” dan “citizen”. Awalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang aktif menggunakan internet. Namun, dalam konteks bahasa Indonesia saat ini, kata “netizen” seringkali dikaitkan dengan orang-orang yang aktif memberikan komentar atau opini di media sosial, terutama yang bersifat negatif atau provokatif.

Maka, kata “netizen” telah mengalami perubahan makna asosiasi. Dari asosiasi awalnya sebagai pengguna internet, kini seringkali berkonotasi negatif sebagai orang-orang yang kerap menyebarkan opini atau komentar negatif di media sosial.

Perubahan Makna Asosiasi: “Milenial”

Kata “milenial” awalnya merujuk pada generasi yang lahir antara awal 1980-an hingga akhir 1990-an. Namun, dalam perkembangannya di Indonesia, kata “milenial” kerap dikaitkan dengan karakteristik tertentu seperti melek teknologi, menghargai keseimbangan kerja dan kehidupan, dan cenderung konsumtif.

Sehingga, kata “milenial” telah mengalami perubahan makna asosiasi. Dari makna awal sebagai sebutan generasi, kini seringkali diasosiasikan dengan sifat-sifat atau karakteristik tertentu.

Perubahan Makna Asosiasi: “Influencer”

“Influencer” berasal dari kata “influence” yang berarti mempengaruhi. Awalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki pengaruh dalam suatu bidang atau komunitas. Dalam perkembangannya di Indonesia, kata “influencer” seringkali diasosiasikan dengan individu yang memiliki banyak pengikut di media sosial dan berpengaruh dalam mempengaruhi perilaku belanja pengikutnya.

Jadi, kata “influencer” telah mengalami perubahan makna asosiasi. Dari makna awal sebagai seseorang yang berpengaruh, kini seringkali diasosiasikan dengan individu yang berpengaruh di media sosial dan mampu mempengaruhi perilaku belanja pengikutnya.

Kesimpulan

Perubahan makna asosiasi dalam bahasa Indonesia menunjukkan bahwa bahasa adalah fenomena sosial yang dinamis dan selalu berubah seiring berjalannya waktu. Pemahaman terhadap perubahan makna asosiasi ini penting untuk memahami bagaimana masyarakat menggunakan bahasa dalam berkomunikasi dan berinteraksi.