8 Contoh Perubahan Makna Gramatikal dengan Cara Afiksasi

47 Dilihat

Bahasa memiliki sifat dinamis dan mengalami perkembangan sepanjang waktu. Salah satu bentuk perkembangan ini adalah melalui proses afiksasi. Afiksasi adalah proses penambahan afiks (prefiks, sufiks, infiks, konfiks) pada kata dasar untuk mengubah makna atau fungsi gramatikalnya. Berikut ini adalah delapan contoh perubahan makna gramatikal melalui proses afiksasi.

Contoh Pertama dan Kedua: Prefiksasi dan Sufiksasi

Prefiksasi: ‘Tidak’ menjadi ‘Ketidak-‘

Prefiksasi adalah proses penambahan afiks di awal kata dasar. Contoh perubahan makna gramatikal melalui prefiksasi adalah perubahan kata ‘tidak’ menjadi ‘ketidak-‘. Misalnya, kata ‘adil’ berubah menjadi ‘ketidakadilan’. ‘Adil’ merupakan sifat yang berarti sesuatu yang sesuai dengan hak, sedangkan ‘ketidakadilan’ merujuk pada keadaan atau perbuatan yang tidak adil.

Sufiksasi: ‘Jual’ menjadi ‘Penjualan’

Sufiksasi adalah proses penambahan afiks di akhir kata dasar. Contoh perubahan makna gramatikal melalui sufiksasi adalah perubahan kata ‘jual’ menjadi ‘penjualan’. ‘Jual’ merupakan kata kerja yang berarti proses memberikan barang dengan menerima uang, sementara ‘penjualan’ adalah kata benda yang merujuk pada proses atau aktivitas menjual.

Contoh Ketiga dan Keempat: Infiksasi dan Konfiksasi

Infiksasi: ‘Putus’ menjadi ‘Pemutusan’

Infiksasi adalah proses penambahan afiks di tengah kata dasar. Contoh perubahan makna gramatikal melalui infiksasi adalah perubahan kata ‘putus’ menjadi ‘pemutusan’. ‘Putus’ merupakan kata kerja yang berarti proses memutuskan hubungan, sementara ‘pemutusan’ adalah kata benda yang merujuk pada proses atau aktivitas memutuskan.

Konfiksasi: ‘Cipta’ menjadi ‘Penciptaan’

Konfiksasi adalah proses penambahan afiks di awal dan akhir kata dasar. Contoh perubahan makna gramatikal melalui konfiksasi adalah perubahan kata ‘cipta’ menjadi ‘penciptaan’. ‘Cipta’ berarti proses menciptakan sesuatu, sementara ‘penciptaan’ merujuk pada proses atau aktivitas mencipta.

Contoh Kelima dan Keenam: Duplikasi dan Reduplikasi

Duplikasi: ‘Kaya’ menjadi ‘Kayakaya’

Duplikasi adalah proses penggandaan kata dasar. Contoh perubahan makna gramatikal melalui duplikasi adalah perubahan kata ‘kaya’ menjadi ‘kayakaya’. ‘Kaya’ berarti memiliki banyak harta, sementara ‘kayakaya’ memberikan penekanan pada makna kaya, yang berarti sangat kaya atau kaya sekali.

Reduplikasi: ‘Besar’ menjadi ‘Besar-besar’

Reduplikasi adalah proses penggandaan kata dasar dengan beberapa perubahan. Contoh perubahan makna gramatikal melalui reduplikasi adalah perubahan kata ‘besar’ menjadi ‘besar-besar’. ‘Besar’ merujuk pada ukuran yang luas atau banyak, sementara ‘besar-besar’ memberikan penekanan pada makna besar, yang berarti sangat besar atau besar-besar.

Contoh Ketujuh dan Kedelapan: Klitikasi dan Interfiksasi

Klitikasi: ‘Dia’ menjadi ‘Dia-lah’

Klitikasi adalah proses penambahan klitik (partikel) pada kata dasar. Contoh perubahan makna gramatikal melalui klitikasi adalah perubahan kata ‘dia’ menjadi ‘dia-lah’. ‘Dia’ adalah kata ganti orang ketiga tunggal, sementara ‘dia-lah’ memberikan penekanan atau penguatan pada ‘dia’.

Interfiksasi: ‘Rumah’ menjadi ‘Ber-rumah-an’

Interfiksasi adalah proses penambahan afiks di tengah kata dasar dan di akhir kata dasar. Contoh perubahan makna gramatikal melalui interfiksasi adalah perubahan kata ‘rumah’ menjadi ‘ber-rumah-an’. ‘Rumah’ adalah kata benda yang merujuk pada tempat tinggal, sementara ‘ber-rumah-an’ merujuk pada aktivitas atau proses memiliki atau menggunakan rumah.

Kesimpulan

Afiksasi adalah proses lingual yang mengubah makna dan fungsi gramatikal kata dasar. Melalui proses ini, bahasa dapat berkembang dan menyesuaikan diri dengan berbagai konteks dan kebutuhan komunikasi. Dari delapan contoh di atas, kita dapat melihat bagaimana afiksasi membantu dalam penciptaan kata dan makna baru dalam bahasa.