6 Contoh Perubahan Makna Gramatikal dengan Cara Pemajemukkan Kata

40 Dilihat

Perubahan makna gramatikal dalam sebuah kalimat bisa terjadi melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan pemajemukkan kata. Pemajemukkan kata adalah sebuah fenomena di dalam linguistik yang terjadi ketika suatu kata diulang untuk menciptakan makna yang baru atau berbeda. Ini adalah cara yang sangat umum digunakan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Berikut ini adalah enam contoh perubahan makna gramatikal dengan cara pemajemukkan kata.

Dari “Buka” ke “Buka-buka

Kata “buka” dalam bahasa Indonesia biasanya merujuk pada aksi membuka sesuatu, seperti pintu atau buku. Namun, ketika kata ini diulang menjadi “buka-buka“, maknanya berubah menjadi kegiatan melihat-lihat atau menjelajah, biasanya merujuk pada konteks yang lebih santai dan tidak formal. Misalnya, dalam kalimat “Ayo buka-buka pasar malam”, artinya adalah ajakan untuk melihat-lihat atau menjelajah pasar malam.

Dari “Jalan” ke “Jalan-jalan

Kata “jalan” dalam bahasa Indonesia berarti bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Tetapi, ketika kata ini diulang dan menjadi “jalan-jalan“, makna gramatikalnya berubah menjadi kegiatan berkeliling atau berwisata. Misalnya, “Minggu ini kita jalan-jalan ke Bandung” berarti kita berencana untuk berwisata atau berkeliling di Bandung.

Dari “Belajar” ke “Belajar-belajar

Kata “belajar” dalam bahasa Indonesia berarti proses mempelajari sesuatu. Namun, jika kata ini diulang menjadi “belajar-belajar“, maknanya berubah menjadi proses belajar yang dilakukan secara tidak serius atau hanya coba-coba. Contohnya, “Aku sedang belajar-belajar memasak” berarti bahwa seseorang sedang mencoba atau belajar memasak tetapi tidak dalam konteks yang serius atau formal.

Dari “Tulis” ke “Tulis-tulis

Kata “tulis” dalam bahasa Indonesia berarti aksi mencatat atau menuliskan sesuatu. Ketika kata ini diulang menjadi “tulis-tulis“, maknanya berubah menjadi kegiatan menulis secara santai atau tidak formal. Sebagai contoh, dalam kalimat “Dia sedang tulis-tulis di buku harianya”, artinya adalah seseorang sedang menulis secara santai di buku harianya.

Dari “Cari” ke “Cari-cari

“Cari” dalam bahasa Indonesia berarti usaha untuk menemukan sesuatu. Namun, ketika kata ini diulang menjadi “cari-cari“, maknanya berubah menjadi aksi mencari-cari tanpa tujuan yang jelas atau hanya untuk mengisi waktu. Sebagai contoh, “Dia sedang cari-cari baju di mall” berarti seseorang sedang mencari-cari baju di mall tanpa tujuan yang jelas.

Dari “Beli” ke “Beli-beli

“Beli” dalam bahasa Indonesia berarti melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Namun, jika kata ini diulang menjadi “beli-beli“, maknanya berubah menjadi aksi membeli secara impulsif atau tanpa perencanaan yang matang. Misalnya, “Dia suka beli-beli saat ada diskon”, artinya adalah seseorang tersebut seringkali membeli barang secara impulsif saat ada diskon.

Penutup:

Kekuatan Pemajemukkan Kata dalam Bahasa

Dari keenam contoh di atas, kita bisa melihat bagaimana pemajemukkan kata dapat mengubah makna gramatikal dalam bahasa Indonesia. Fenomena ini menunjukkan kekayaan dan fleksibilitas bahasa Indonesia, serta memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana bahasa bekerja dan berkembang.

Perubahan makna melalui pemajemukkan ini juga membantu dalam menjelaskan ide atau konsep yang mungkin sulit dijelaskan dengan kata-kata biasa. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pemajemukkan kata sangat penting, terutama bagi mereka yang sedang belajar bahasa Indonesia atau bagi penutur asli yang ingin memperdalam pengetahuan mereka tentang bahasa mereka sendiri.